Jumat, 09 Maret 2012

Antioksidan


KOMPAS.com - Tentu kita pernah mendengar atau membaca artikel kesehatan yang didalamnya terdapat istilah “antioksidan”, dan pastinya kata ini dideskripsikan sebagai sesuatu hal yang bermanfaat bagi tubuh manusia, mulai dari mencegah penuaan hingga anti kanker. Namun sebenarnya apa itu antioksidan? Apa saja fungsinya? Serta di mana kita bisa mendapatkannya? Berikut penjelasannya.  
Antioksidan merupakan nutrisi yang terkandung didalam makanan yang dapat mencegah atau memperlambat kerusakan oksidatif pada tubuh kita. Ketika sel tubuh mengguankan oksigen, secara natural sel-sel tersebut memproduksi radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan yang akhirnya memicu timbulnya kanker.
 Apa Keuntungan dari Antioksidan?
Antioksidan adalah nutrisi alami yang ditemukan dalam buah-buahan dan sayuran tertentu, dan telah terbukti dapat melindungi sel-sel manusia dari kerusakan oksidatif dan memberikan keuntungan lainnya, antara lain :
•    Menguatkan kekebalan tubuh agar tahan terhadap flu, virus, dan infeksi.
•    Mengurangi kejadian semua jenis kanker.
•    Mencegah terjadinya glukoma dan degenerasi makular.
•    Mengurangi risiko terhadap oksidasi kolestrol dan penyakit jantung.
•    Anti-penuaan dari sel dan keseluruhan tubuh.  
Apa Saja Tipe-tipe dari Antioksidan?
Berikut beberapa tipe dari antioksidan dan sumber dimana kita bisa mendapatkannya :
•    Vitamin A : Vitamin yang larut dalam lemak ini dibutuhkan dalam pembentukan tulang, pencernaan, dan kesehatan mata selain itu juga dapat membantu dalam sistem kekebalan tubuh dan kulit. Makanan yang kaya akan vitamin A antara lain, wortel, hati, kentang manis, aprikot, jeruk, mangga, jambu biji, pepaya, susu, yogurt, dan kuning telur.
•    Vitamin C : vitamin merupakan pembersih radikal bebas yang berada di dalam suatu lingkungan yang berair, seperti didalam sel. Vitamin C bekerja secara sinergis dengan vitamin E untuk menghilangkan radikal bebas. Vitamin C banyak ditemukan di dalam jeruk, lemon, strawberry, tomat, paprika hijau, brokoli, dan sayuran berdaun hijau.
•    Vitamin E : Vitamin yang juga larut dalam lemak ini memelihara membran sel (yang sebagian besar terdiri dari asam lemak) dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas. Fungsi lain dari vitamin E adalah melindungi lemak di dalam LDL (kolestrol  jahat) dari proses oksidasi. Kacang, biji-bijian, sayuran berdaun hijau, minyak sayur, dan minyak hati, merupakan makanan yang kaya akan vitamin E.
•    Selenium : Selenium merupakan mineral yang harus dikonsumsi dalam jumlah yang terukur, karena jika dalam dosis besar bisa menjadi racun bagi tubuh. Makanan yang kaya akan selenium antara lain, ikan dan kerang, daging merah, telur, ayam, bawang putih, dan padi-padian.
•    Beta-karoten : Beta-karoten dikenal sebagai peluruh oksigen tunggal (suatu bentuk oksigen yang merupakan racun bagi tubuh) terbaik. Selain itu, beta-karoten juga merupakan pembersih radikal bebas yang baik terutama pada saat konsentrasi oksigen rendah. Beta-karoten dapat ditemukan pada wortel, paprika kuning dan merah, brokoli, kentang manis, mangga, dan jenis-jenis buah dan sayuran lainnya.
•    Likopen : Sebagai antioksidan, likopen sama dua kali lebih kuat dengan beta-karoten dalam melindungi sel darah putih dari kerusakan membran yang disebabkan oleh radikal bebas. Likopen juga dapat menurunkan risiko terkena kanker prostat dan serviks. Sebagai tambahan, likopen dapat mencegah penyakit jantung dengan cara menghambat oksidasi kolestrol LDL. Bersama dengan beta-karoten, likopen diketahui berperan dalam melindungi kulit dari kerusakan yang disebabkan radiasi sinar UV. Makanan yang kaya akan likopen antara lain, tomat, jeruk bali, dan semangka.
•    Lutein : Lutein merupakan kartenoid dalam konsentrasi tinggi di daerah makula mata (bagian belakang mata yang menjadi tempat retina), di mana dipercaya untuk menyaring sinar biru yang merusak serta melindungi bagian belakang mata dari kerusakan yang disebabkan radikal bebas. Lutein juga membantu mencegah degenerasi makular yang berkaitan dengan usia, perkembangan glukoma, dan katarak. Makanan yang kaya akan lutein antara lain sayuran berwarna hijau gelap, seperti brokoli, kiwi, bayam, dan tunas brussel.
•    Lignan : Makanan yang mengandung lignan banyak ditemukan pada biji rami, oatmeal, dan berley.

Khasiat Lemon


KOMPAS.com - Siapa yang tak kenal dengan buah lemon. Rasanya yang manis dan agak kecut sangat pas untuk dijadikan campuran minuman pengusir dahaga, apalagi jika disajikan dingin. Pernahkah Anda berpikir tentang manfaat apa saja yang dapat diperoleh dari sari buah yang satu ini?

Dengan harganya yang relatif terjangkau, lemon mengandung sekitar 5 persen asam sitrat dan merupakan sumber yang kaya vitamin C. Lemon juga mengandung banyak vitamin seperti vitamin B, riboflavin dan mineral seperti kalsium, magnesium, fosfor serta protein dan karbohidrat.  Banyak sekali menu makanan yang memanfaatkan lemon sebagai pemberi cita rasa mulai dari cake, masakan berbahan daging ayam, beragam minuman atau pun sebagai penghias.
Pemanfaatan lemon yang paling umum adalah dengan cara memerasnya untuk kemudian dicampur dengan air putih.  Ada banyak manfaat kesehatan yang bisa diperoleh dari minuman berbahan lemon. Berikut adalah 10 manfaat yang paling populer :

1. Baik untuk perut

Lemon dapat membantu meringankan masalah pencernaan bila dicampur dengan air panas, termasuk di antaranya mual, mulas dan parasit. Dengan minum jus lemon secara teratur, perut Anda dibantu untuk menghilangkan kotoran secara lebih efisien. Lemon bertindak sebagai pemurni darah dan agen pembersih. Asupan jus lemon bisa menyembuhkan sembelit. Bahkan jus lemon juga berfungsi sebagai tonik hati dan membantu Anda mencerna makanan dengan membantu hati memproduksi empedu lebih banyak.

2. Perawatan kulit

Lemon dapat menjadi obat antiseptik alami, yang bertugas untuk menyembuhkan masalah yang berkaitan dengan kulit. Konsumsi sehari-hari air jeruk lemon dapat memberikan perubahan besar dalam penampilan kulit Anda. Lemon memiliki fungsi sebagai obat anti-penuaan, menghilangkan kerutan dan komedo. Bahkan jika ditempelkan  pada daerah luka bakar dapat memudarkan bekas luka.

3. Perawatan Gigi

Tahukah Anda bahwa air lemon punya fungsi penting dalam perawatan gigi? Ya, apabila jus lemon segar ditempelkan pada area gigi yang sakit, dapat membantu dalam menyingkirkan rasa sakit. Memeras jus lemon pada gusi dapat menghentikan perdarahan gusi. Cara ini juga mencegah bau busuk dan masalah lain yang berkaitan dengan gusi.

4. Sembuhkan infeksi tenggorokan

Lemon adalah buah yang sangat baik yang membantu dalam memerangi masalah yang berkaitan dengan infeksi tenggorokan, sakit tenggorokan dan tonsilitis akibat bakteri. Untuk mengatasi sakit tenggorokan, Anda bisa berkumur dengan menggunakan setengah gelas jus lemon.

5. Menurunkan berat badan

Rutin meminum air jeruk nipis membuka jalan untuk menurunkan berat badan lebih cepat. Memanfaatkan jus lemon yang dicampur dengan air hangat dan madu, juga dapat membantu mengurangi berat badan.

6. Kontrol tekanan darah tinggi

Air lemon bekerja bak ramuan ajaib khususnya bagi orang yang memiliki masalah jantung, karena kandungan kalium tinggi di dalamnya. Diet tinggi kalium juga dipercaya dapat membantu mengontrol tekanan darah tinggi, pusing, mual, membantu relaksasi pikiran, mengurangi stres mental dan depresi.

7. Membantu penyembuhan gangguan nafas
Jus lemon membantu dalam menyembuhkan masalah pernafasan, terutama pada orang yang menderita asma.

8. Mengobati rematik

Lemon memiliki sifat diuretik sehingga dapat membantu mengobati rematik serta radang sendi, dengan cara mengeluarkan bakteri dan racun dari tubuh.

9. Meredakan demam

Jus lemon dapat mengobati seseorang yang menderita flu atau demam, dengan meningkatkan produksi keringat.

10. Pembersih darah

Penyakit-penyakit seperti kolera atau malaria dapat diobati dengan air lemon karena mempunyai sifat sebagai pembersih darah.

Berapa banyak yang harus saya minum?

Jika Anda sedang dalam kondisi kesehatan yang baik dan bobot tubuh 70 kg atau kurang, disarankan untuk memeras setengah buah lemon dan menyajikannya ke dalam satu gelas air. Minum dua kali sehari.  Namun, jika Anda berbobot lebih dari 70 kg, peras satu lemon utuh ke dalam segelas air. Untuk manfaat maksimal, minum dua kali sehari.

Proses Penuaan


KOMPAS.com - Ketika mendengar kata penuaan, yang terlintas dibenak kita biasanya adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan kondisi kulit yang mulai kendur dan keriput. Tetapi arti penuaan sesungguhnya adalah menurunnya beberapa fungsi organ tubuh.

Seiring dengan bertambahnya usia, proses penuaan akan terus terjadi, tetapi kita sering tidak menyadarinya. Fase penuaan dalam hidup manusia sebenarnya dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase subklinis (yang terjadi ketika manusia berusia 25-35 tahun), fase transisi (usia 35-45), dan fase klinis (di atas 45 tahun).

Pada fase subklinis, tubuh manusia sudah mengalami proses penuaan, tapi seringkali tidak diakui karena tidak ada gejala yang menyertainya.

Sementara itu, pada fase transisi, gejala penuaan mulai muncul. Pada fase ini, hormon tubuh akan mengalami penurunan hingga 25 persen, gula darah mulai meningkat, massa otot menjadi lebih kecil, dan mulai timbul masalah pada jantung serta obesitas.

Ketika seseorang memasuki fase klinis, tanda-tanda lanjutan dari proses penuaan semakin terlihat. Tanda-tanda yang paling jelas di antaranya gangguan penyerapan nutrisi dan mineral, menurunnya kepadatan tulang, mulai munculnya gejala penyakit kronis, dan penurunan fungsi seksual.

Pada fase itu, biasanya orang tersebut sudah mulai merasa tua, terutama ketika anak-anaknya sudah menikah dan memiliki cucu.

Hambat Penuaan

Setiap manusia yang memang tidak bisa lepas dari proses penuaan, namun penuaan bisa dicegah atau dihambat. Salah satu cara adalah dengan menggunakan antioksidan yang mencegah radikal bebas dan mencegah kerusakan sel atau jaringan.

Pada dasarnya, setiap manusia memiliki antioksidan alami yang ditemukan di setiap sel dalam jaringan tubuh, seperti Super Oxide Dismutase (SOD), katalase, peroksidase gluthatione, dan sebagainya. Antioksidan alami tersebut secara langsung akan berurusan dengan radikal bebas dan menjadi pelindung bagi tubuh Anda.

Namun, semakin tua seseorang, jumlah antioksidan alami yang diproduksi tubuh mulai menurun, padahal jumlah radikal bebas terus meningkat, sebagian karena paparan polusi dan bahan pengawet yang ditemukan dalam makanan. Oleh karena itu, dibutuhkan asupan tambahan antioksidan, baik dari makanan, minuman dan suplemen.

Suplemen antioksidan tetap diperlukan terutama jika Anda tidak bisa makan sayuran atau buah segar setiap hari dan cenderung mengonsumsi makanan tinggi lemak, merokok, minum alkohol, aktivitas fisik terlalu berat, memiliki beban psikologis, dan tinggal di lingkungan yang tercemar.

Cara lain untuk memperlambat proses penuaan adalah dengan melakukan detoksifikasi (menetralkan racun dalam tubuh), diet (mengurangi asupan lemak), latihan fisik, mengurangi stres, dan harmonisasi hormon.