Selasa, 28 Agustus 2012

Manfaat dan Sumber Vitamin C


Mengungkap Manfaat Vitamin C
KOMPAS.com - Sebagai vitamin yang larut dalam air, vitamin C memiliki banyak peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit. Vitamin C atau biasa dikenal dengan asam askorbat ini mempunyai tugas penting dalam pembentukan kolagen yang membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu penyerapan zat besi.

Bahkan, beberapa penelitian menunjukkan manfaat vitamin C dalam menurunkan kadar kolesterol dan memproduksi bahan kimia tertentu pada otak. Selain itu, tingginya kandungan antioksidan pada vitamin C juga dapat menyapu radikal bebas yang merusak sel-sel dalam tubuh.

Dari sekian banyak manfaat yang telah dijabarkan, ternyata masih banyak lagi manfaat dari vitamin C yang belum terungkap, seperti dikutip Besthealthmag berikut ini:

1. Mencegah stroke
Ada banyak bukti bahwa diet tinggi antioksidan yang kaya buah dan sayuran membantu menangkal penyakit kardiovaskular. Namun beberapa studi penting menunjukkan bahwa mereka dengan tingkat tertinggi vitamin C dalam tubuh mereka berada pada risiko terendah untuk menderita stroke (terutama pada wanita).
Walau masih terus dikaji, sebuah studi dalam American Journal of Clinical Nutrition menemukan orang yang tubuhnya memiliki kadar vitamin C yang tinggi berisiko 42 persen lebih rendah mengalami stroke dibanding yang kekurangan vitamin C.

2. Melawan kanker
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa beberapa wanita yang mengasup banyak vitamin C dari makanan seperti buah-buahan atau sayur (bukan suplemen), memiliki risiko lebih rendah terkena kanker payudara. Bahkan beberapa riset mengindikasikan vitamin C sebagai racun bagi sel-sel kanker tertentu.

3. Meningkatkan mood
Sejak dulu sudah diketahui bahwa kekurangan vitamin C dapat menyebabkan perubahan psikologis. Belum lama ini, peneliti dari McGill University menunjukkan bahwa pemberian suplemen vitamin C (500 mg dua kali sehari) bagi pasien rawat inap yang kekurangan vitamin C, secara signifikan membantu meningkatkan suasana hati mereka.

4. Mengobati infeksi vagina (BV)
nfeksi vagina merupakan penyebab paling umum dari keputihan dan biasanya menimbulkan bau tidak sedap, yang memengaruhi hingga 30 persen wanita hamil dan sepersepuluh wanita yang tidak hamil. Dua studi terbaru menunjukkan bahwa pemberian vitamin C tablet untuk vagina (250 mg selama enam hari) dapat mengobati bacterial vaginosis (BV) dengan cara menurunkan pH vagina dan mengembalikan ke kondisi semula.

5. Memperbaiki kulit

Vitamin C adalah antioksidan yang paling banyak dibutuhkan kulit, di mana ia membantu menetralkan radikal bebas yang menumpuk akibat paparan sinar matahari dan usia. "Pemberian vitamin C yang dikombinasi dengan bahan lain, memperbaiki beberapa tanda-tanda penuaan termasuk garis-garis halus, pigmentasi tidak merata, warna kulit dan tekstur," kata Dr Mariusz Sapijaszko, direktur medis dari Youthful Image Cosmetic Surgery Clinic dan seorang profesor dermatologi di University of Alberta.
Penelitian yang dimuat dalam American Journal of Clinical Nutrition menguji kaitan antara penuaan kulit dan asupan vitamin C pada 4.025 wanita berusia 40-74 tahun. Mereka menemukan bahwa wanita yang kadar vitamin C-nya tinggi memiliki kulit yang jarang keriput, kenyal, dan lembab.

6. Kurangi resiko asam urat.
Gout atau asam urat adalah sejenis artritis yang hanya menyerang kaum pria. Penyakit yang membuat persendian nyeri ini sebenarnya bisa dicegah dengan cukup mengonsumsi vitamin C.
Dalam laporan yang dimuat dalam Archives of Internal Medicine mengindikasikan bahwa asupan vitamin C minimal 1500 miligram setiap hari akan menurunkan risiko terkena asam urat sampai 45 persen jika dibandingkan dengan mereka yang cuma mengasup vitamin C 250 mg setiap hari.
Sebenarnya asupan harian vitamin C yang disarankan adalah sekitar 500 mg, namun dosis sampai 2000 mg masih dianggap aman. Kendati begitu, tidak semua orang bisa tahan dengan vitamin C dosis tinggi karena bisa mengiritasi lambung.
Studi-studi sebelumnya menunjukkan hal yang saling berlawanan antara vitamin C dan kadar asam urat di dalam darah. Kendati begitu beberapa dokter menyatakan belum jelas benar bagaimana vitamin C bisa mencegah gout.
Riset yang dilakukan Dr.Hyon K Choi dari University of British Columbia terhadap 46.994 pria yang diikuti antara tahun 1986 sampai 2006 mencoba mengungkap hal tersebut. Selama kurun waktu penelitian itu, 1.317 pria menderita gout.
Seperti yang sudah diduga, ketika kadar vitamin C ditambah, risiko terkena gout turun. Untuk setiap 500 mg peningkatan dosis vitamin C harian, risiko gout anjlok sampai 17 persen.
Salah satu penyebab meroketnya kadar asam urat adalah pola makan. Makanan tertentu, khususnya yang berlemak, banyak sekali mengandung purin, bahan kimia yang dalam darah berubah menjadi asam urat. Penyakit gout juga berhubungan dengan kondisi tertentu, misalnya penyakit ginjal. Banyak pula obat-obatan yang bisa membuat kadar asam urat meningkat.

7. Influenza
Ketika musim flu sedang tiba, vitamin C bukanlah obat yang manjur. Namun, beberapa riset menunjukkan vitamin C membantu mencegah komplikasi akibat flu, seperti radang paru atau infeksi paru.

8.Stres
Studi meta-analisis menunjukkan vitamin C bermanfaat untuk orang yang sistem imunnya rendah akibat stres.
"Vitamin C adalah gizi yang sensitif terhadap stres dan kadarnya lebih rendah pada pencandu alkohol, perokok, dan orang obesitas. Oleh karena itu, kecukupan vitamin C dalam tubuh bisa menjadi penanda kesehatan secara umum," kata Mark Moyad, peneliti dari University of Michigan.

Berapa dosis yang diperlukan?
Angka asupan vitamin C yang direkomendasikan sebenarnya masih menjadi perdebatan dan bervariasi pada setiap negara. Badan Kesehatan Dunia (WHO) misalnya menetapkan hanya 45 mg sehari, Food Standard Agency di Inggris sebesar 40 mg per hari, dan  National Academy of Sciences di Amerika Serikat antara 60 - 95 mg per hari. Di AS, jumlah asupan maksimal yang masih dapat ditoleransi  adalah 2.000 milligram per hari.
Sumber terbaik vitamin C berasal dari buah segar, sayuran dan jus. Setengah cangkir (125 ml) jus jeruk mengandung sekitar 50 mg vitamin C. Selain jeruk, Anda bisa mendapatkan sumber vitamin C lainnya dari kiwi, stroberi, paprika, dan sayuran brassica seperti brokoli dan kubis.

Dalam kondisi normal, setiap hari kita membutuhkan vitamin C sekitar 45 mg. Bagi wanita, ketika mereka hamil dan menyusui, kebutuhannya naik, yakni menjadi 60 mg saat hamil dan 85 mg ketika menyusui.
Namun, menurut Fiastuti, orang yang sering terkena polusi, sedang stres, perokok, kurang tidur, atau mereka yang baru sembuh dari sakit membutuhkan vitamin C dalam jumlah yang lebih banyak dari kebutuhan normal.
Vitamin C sebenarnya bisa didapatkan dari konsumsi buah dan sayuran sehari-hari. Namun, gaya hidup modern yang makin sibuk dan mobile menjadi pemicu menjamurnya produk-produk suplemen multivitamin.
Untuk konsumsi suplemen vitamin, Fiastuti tak sepenuhnya setuju. "Bila tubuh terasa sehat, sebaiknya kita mencukupi kebutuhan vitamin dari buah. Bila kita mengasup suplemen vitamin, isinya hanya vitamin saja. Sementara di dalam buah terkandung vitamin dan mineral, serat, cairan, serta fitokemikal."
Dia juga menepis anggapan vitamin dari suplemen lebih mudah diserap oleh tubuh. "Penelitian terhadap buah kiwi menunjukkan vitamin C pada buah ini terbukti lima kali lebih efektif diserap tubuh dibanding suplemen," katanya.
Seperti diketahui, buah kiwi memiliki vitamin C lebih tinggi dibanding buah-buahan lain, seperti jeruk, apel, mangga, atau pepaya.
Satu buah kiwi gold berukuran 100 gram mengandung 105 mg vitamin C dan kiwi hijau mengandung 92,7 mg vitamin C. Karena itu, mengonsumsi dua buah kiwi setiap hari sudah mencukupi kebutuhan tubuh akan vitamin C.
Keunggulan lain buah andalan Selandia Baru ini adalah kaya akan asam folat, memiliki indeks glikemik rendah atau tidak cepat menaikkan kadar gula darah sehingga aman untuk penderita diabetes.
Studi mengenai kemampuan penyerapan (bioavaibilitas) buah kiwi itu dilakukan terhadap tikus-tikus percobaan dan dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition tahun 2010.
Dalam penelitian diketahui, tikus yang diberi asupan vitamin C dari buah kiwi memiliki kadar vitamin C yang konstan dan lebih efektif diserap dibanding sumber vitamin dari suplemen.



10 Sumber Vitamin C Selain Jeruk
KOMPAS.com - Jika membicarakan vitamin C, banyak orang langsung menunjuk buah jeruk sebagai sumbernya. Padahal, tak hanya jeruk yang kaya vitamic C. Ada banyak bahan makanan lain, baik buah maupun sayuran yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh hingga sebagai kandungan utama produk kecantikan kulit.

1. Pepaya
Satu buah pepaya ukuran kecil sekitar 157 gram memiliki 95,6 miligram vitamin C. Secangkir pepaya yang dihaluskan memiliki 140 miligram. Pepaya memiliki kandungan vitamin A tinggi, kaya folat dan serat.

2. Paprika merah
Satu cangkir isi paprika merah yang telah diiris memiliki 190,3 miligram vitamin C. Pada paprika hijau memiliki 119,8 miligram.

3. Brokoli
Satu porsi brokoli sekitar 148 gram mengandung 132 miligram vitamin C

4. Kubis
Dua cangkir kubis memiliki 160,8 miligram vitamin C. Bahan sayuran ini kaya vitamin A, C, dan K, serta fitonutrien dan serat.

5. Stroberi
Satu porsi stroberi 147 gram memiliki 86,5 miligram vitamin C

6. Kiwi
Satu porsi buah kiwi memiliki kandungan vitamin C sebanyak 137,2 miligram

7. Kembang kol
Satu kepala kecil kembang kol dengan diamete empat inci memiliki 127,7 miligram vitamin C

8. Mini kol (brussels sprouts)
Brussels sprouts memiliki 48,4 miligram vitamin c. Sayuran ini kaya riboflavin, zat besi, mangesium, vitamin A dan kaya serat.

9. Ubi jalar
Ubi jalar tidak memiliki vitamin C sebanyak jeruk. Tapi, bahan makanan ini bisa dipertimbangkan karena satu ubi jalar besar mengandung 35,3 miligram vitamin C.

10. Blewah
Sama seperti ubi jalar, Blewah juga tidak memiliki vitamin C sebanyak jeruk. Satu porsi blewah memiliki 49,2 miligram vitamin C.

Minggu, 19 Agustus 2012

Cemilan Buah yang berbahaya untuk penderia diabetes


Cemilan Buah yang berbahaya untuk penderia diabetes
Ghiboo.com - Saat sedang merasa lapar, terkadang orang ingin mengunyah cemilan, seperti keripik, cokelat, hingga kue, yang sangat memanjakan lidah. Agar tetap sehat, banyak orang mengganti cemilan-cemilan tersebut dengan buah-buahan segar.
Buah-buahan memang kaya akan vitamin dan mineral yang menunjang diet sehat Anda. Sayangnya, masih banyak orang menganggap semua buah pasti menyehatkan padahal ada beberapa buah yang sebaiknya tidak dipilih sebagai cemilan. Timesofindia (14/5) menyebutkan beberapa buah yang sebaiknya Anda hindari untuk dijadikan cemilan sehat.

Melon dan semangka
Kedua buah ini memiliki kandungan air yang cukup banyak sehingga baik untuk mengatasi dehidrasi. Sayangnya, kandungan gula dalam keduanya cukup tinggi (Indeks glikemik mencapai 65-100 persen), sehingga sangat tidak disarankan bagi mereka yang memiliki diabetes atau memiliki riwayat keluarga penderita diabetes untuk mengonsumsi buah ini.

Nanas
Buah yang cukup unik ini memang kaya akan vitamin dan mineral. Selain itu, buah nanas juga rendah lemak sehingga baik untuk menurunkan kolesterol. Namun, buah nanas yang masak mengandung kadar gula yang cukup tinggi. Penderita diabetes sebaiknya tidak mengonsumsi nanas secara berlebihan. Selain itu, buah ini juga mengandung bromelain, sebuah enzim yang dapat mengurangi peradangan dan pembengkakan.

Mangga dan pepaya
Buah ini tentu saja menjadi favorit Anda. Meskipun rasanya tidak semanis nanas, buah mangga dan pepaya akan aman jika dikonsumsi sesekali saja. Untuk menggantikan keduanya, Anda bisa mencoba pisang. Walaupun pisang juga memiliki kandungan gula yang cukup tinggi (GI mencapai 55), namun pisang merupakan sumber energi yang baik.


Makanan yang baik dan buruk untuk pencernaan


Makanan yang Baik dan yang Buruk untuk Pencernaan
Linda Mayasari - detikHealth
Kamis, 12/07/2012 13:00 WIB

Jakarta, Banyak sekali makanan dan minuman yang mengandung zat aditif dan berbahaya beredar di pasaran. Anda harus lebih cermat dalam memilih makanan dan menghindari makanan-makanan tersebut agar terhindar dari bahaya kesehatan.

Berikut 5 sumber zat aditif yang sering terkandung dalam makanan sehari-hari, seperti dilansir naturalnews, Rabu (8/8/12) antara lain:

1. Soda dan minuman yang mengandung pemanis buatan

Seringkali bahwa minuman kemasan yang memiliki aneka rasa lebih sehat daripada penggunaan gula untuk mempermanis minuman di rumah. Padahal kebanyakan minuman kemasan mengandung pemanis buatan yang jauh lebih berbahaya dari gula biasa.

Aspartame, sakarin dan sucralose adalah beberapa jenis pemanis buatan yang sangat populer dan sering digunakan dalam minuman bersoda, jus kemasan, permen karet, dan makanan lainnya.

Pemanis buatan tidak hanya meningkatkan risiko terhadap diabetes tetapi juga dapat menyebabkan obesitas. Untuk melindungi diri dari risiko penyakit karena pemanis buatan, kurangi konsumsi soda dan minuman kemasan yang tidak sehat, batasi pula penggunaan gula mentah dan menggantinya dengan pemanis alami seperti madu murni.

2. Makanan dan minuman ringan yang mengandung sirup jagung kaya fruktosa

Sirup jagung kaya fruktosa merupakan cairan yang manisnya 6 kali lipat lebih manis dari tebu. Sirup jagung sering ditambahkan pada makanan olahan seperti minuman ringan, bumbu, saus apel, makanan dan roti atau sereal yang tampak berbahaya.

Konsumsi terhadap sirup jagung kaya fruktosa ini terkait dengan risiko obesitas, kerusakan otak, IQ rendah, dan bahkan keracunan merkuri. Hindari konsumsi makanan dan minuman yang tampak mencurigakan dan memiliki rasa manis yang terlalu tajam.

3. Makanan yang mengandung minyak nabati dan lemak trans

Banyak orang juga telah salah paham mengenai penggunaan minyak nabati tak jenuh yang dijadikan alternatif yang sehat dari lemak tak jenuh pada makanan. Tetapi minyak sayuran dapat berubah menjadi tengik lebih cepat, sehingga dapat bersifat seperti racun dalam tubuh.

Konsumsi makanan yang mengandung minyak nabati dalam kadart tinggi dapat menyebabkan masalah kesehatan yang parah seperti penyakit jantung dan kanker. Minyak nabati kebanyakan berasal dari organisme hasil rekayasa genetik termasuk minyak canola, kedelai, dan jagung yang melalui pros hidrogenasi.

Lebih baik gunakan sumber lemak tak jenuh yang sehat seperti mentega, minyak kelapa, minyak zaitun, dan minyak rami untuk meningkatkan kesehatan dan menurunkan risiko penyakit.

4. Roti putih dan makanan yang terbuat dari tepung halus

Makanan yang terbuat dari tepung putih halus seperti roti putih, pasta dan makanan lainnya adalah salah satu perusak kesehatan yang paling umum saat ini. Produk tepung putih bersifat karsinogenik karena diputihkan melalui berbagai proses.

Selain itu, tepung putih juga kehilangan nutrisi penting dari gandum ketika menjalani proses pemutihan. Hindari makanan yang terbuat dari tepung putih dan semua produk olahan gandum untuk mengoptimalkan kesehatan.

5. Makanan yang mengandung MSG dan garam halus

Monosodium glutamat atau yang dikenal dengan istilah MSG, sering tersembunyi dalam makanan dengan nama yang menipu. MSG adalah bahan kimia garam yang dapat menyebabkan sakit kepala, masalah jantung, kerusakan otak, dan masalah lainnya jika dikonsumsi dalam tingkat tinggi dan pada jangka waktu yang panjang.


Jakarta, Agar tidak terjadi masalah dalam sistem pencernaan, Anda perlu bersikap selektif dalam memilih makanan. Makanan tertentu dapat bersifat baik dan buruk terhadap kesehatan pencernaan Anda.

Berikut 7 makanan yang buruk untuk pencernaan, seperti dilansir health, Kamis (12/7/2012) antara lain:

1. Makanan berlemak dan gorengan

Kedua makanan ini dapat menyebabkan refluks asam dan membuat perut mulas. Makanan yang mengandung lemak dalam jumlah yang tinggi dapat menyebabkan tinja berwarna pucat (steatorrhea). Orang yang memiliki sindrom iritasi usus harus menghindari makanan tinggi lemak, termasuk mentega dan krim karena dapat menyebabkan masalah pencernaan.

2. Cabai

Masakan pedas karena terlau banyak cabai dapat mengiritasi kerongkongan dan menyebabkan rasa mulas di perut. Orang yang menderita sindrom iritasi usus besar atau memiliki maag kronis, disarankan untuk tidak makan makanan yang terlalu pedas.

3. Susu

Susu baik dikonsumsi setiap hari untuk memenuhi asupan kalsium dalam tubuh Anda. Tapi bagi orang yang tidak toleran terhadap laktosa, susu dapat menyebabkan diare, buang-buang gas, perut kembung dan kram.

Penyakit usus, penyakit Crohn dan kemoterapi dapat merusak usus dan menyebabkan seseorang intoleran terhadap laktosa. Orang dengan masalah tersebut tidak memiliki enzim laktase yang cukup dalam tubuhnya, sehingga tidak mampu memecah laktosa pada susu.

4. Alkohol

Alkohol dapat membuat kerongkongan menjadi lemas dan menyebabkan refluks asam atau mulas. Minum alkohol juga dapat merusak enzim pencernaan tertentu dan mencegah terserapnya nutrisi makanan yang Anda makan. Terlalu banyak alkohol juga dapat menyebabkan diare dan kram perut.

5. Coklat

Sebuah studi pada tahun 2005 menunjukkan bahwa coklat tidak baik dikonsumsi oleh orang dengan sindrom iritasi usus besar atau sembelit yang kronis. Coklat juga mengandung kafein, yang pada ebberapa orang dapat merangsang kram, kembung dan diare.

6. Kopi, teh, dan minuman ringan

Kopi, teh, dan minuman bersoda bertindak sebagai diuretik, yang dapat menyebabkan diare dan kram. Minuman berkafein dapat menyebabkan masalah pada pencernaan terutama untuk orang dengan penyakit gastroesophageal reflux (GERD). Jika Anda memiliki GERD atau rasa panas dalam perut, Anda harus menghindari minum teh rasa mint.

7. Jagung

Serat jagung baik untuk Anda, tetapi jagung juga mengandung selulosa, jenis serat tidak dapat diurai dengan mudah. Karena tidak tercerna dengan baik, jagung dapat menyebabkan sakit perut dan timbulnya gas di perut.

Sedangkan makanan yang baik untuk pencernaan adalah sebagai berikut:

1. Yogurt

Dalam usus seseorang terdapat triliunan bakteri yang membantu mencerna makanan. Yogurt mengandung beberapa jenis bakteri sehat yang baik untuk pencernaan Anda.

2. Kimchi

Kimchi adalah makanan favorit di Korea yang terbuat dari kubis, lobak, bawang serta rempah-rempah. Bahan utamanya adalah kubis, yang mempromosikan pertumbuhan bakteri sehat dalam usus besar. Kubis juga mengandung jenis serat yang tidak perlu dicerna, sehingga hal ini dapat membantu menghilangkan limbah dan menjaga buang air besar tetap teratur.

3. Biji-bijian

Biji-bijian, seperti yang terkandung dalam roti gandum, gandum, dan beras merah, merupakan sumber serat yang baik yang membantu memperlancar pencernaan. Serat juga dapat membantu Anda merasa kenyang dan menurunkan kadar kolesterol.

4. Pisang

Pisang membantu memulihkan fungsi usus kembali normal, terutama setelah Anda menderita diare. Pisang juga mengembalikan elektrolit dan kalium yang mungkin hilang karena diare. Buah ini juga memiliki banyak serat untuk membantu pencernaan.

5. Jahe

Rempah-rempah ini telah digunakan selama ribuan tahun sebagai cara yang aman untuk meredakan mual, muntah, mabuk perjalanan, buang-buang gas dan kehilangan nafsu makan. Tetapi jangan mengkonsumsi jahe secara berlebihan, karena konsumsi jahe 2 sampai 4 gram per hari menunjukkan efek sebaliknya yaitu perut mulas.

Cara Alami untuk Menjaga Pencernaan Selalu Sehat
Linda Mayasari - detikHealth

Jakarta, Pola makan yang tidak sehat serta gaya hidup modern berpengaruh besar terhadap kinerja enzim pencernaan dan menyebabkan gangguan pencernaan. Anda perlu meningkatkan kesehatan pencernaan dengan cara yang alami agar terhindar dari masalah pencernaan.

Mikroba yang berkembang di usus berjumlah 10 kali lebih banyak dari jumlah keseluruhan mikroba pada keseluruhan sel-sel di seluruh tubuh. Spesies mikroba di usus berfungsi untuk memecah makanan yang Anda makan menjadi potongan-potongan kecil dan menyerap nutrisi ke dalam aliran darah.

Mikroba tersebut juga membantu detoksifikasi dan sistem kekebalan tubuh. Jumlah mikroba dalam usus harus sesuai dengan rasio 85:15. Apabila jumlahnya tidak sesuai dengan rasio tersebut, maka mikroba dapat bersifat patogen atau menyebabkan penyakit, seperti peradangan kronis di usus dan masalah pencernaan lain.

Berikut 4 hal yang perlu Anda perhatikan untuk meningkatkan kesehatan pencernaan Anda secara alami, seperti dilansir naturalnews, Selasa (3/7/2012) antara lain:

1. Minum air murni

Air bersih sangat penting bagi pencernaan yang sehat, tetapi kini kebanyakan orang minum air yang telah tercemar klorin dan desinfektan lainnya. Klorin dapat mensterilkan air dan ketika dikonsumsi juga akan menstrerilkan tubuh.

Dengan demikian, rasio mikroba dalam usus sudah tidak seimbang lagi, sehingga tubuh lebih rentan terhadap spesies patogen seperti Candida, yang dapat menyebabkan masalah pada pencernaan.

Air yang paling baik untuk dikonsumsi adalah yang berasal dari mata air alami atau yang telah melewati sistem penyaringan reverse osmosis. Mata air alami sering mengandung beberapa bakteri sehat yang baik untuk pencernaan Anda.

2. Makan makanan anti-inflamasi

Makan makanan anti-inflamasi seperti produk kelapa, alpukat, minyak zaitun, buah & sayuran dapat mengurangi aktivitas inflamasi dalam tubuh dan membantu menyembuhkan usus. Cuka sari apel atau perasan lemon segar juga dapat membantu tubuh mencerna protein yang berat.

3. Makanan fermentasi meningkatkan fungsi pencernaan

Makanan yang difermentasi secara alami dapat membantu melindungi usus dengan spesies mikroba sehat. Produk susu yang difermentasi, keju dan kimchi mengandung probiotik yang baik untuk pencernaan.

4. Menambahkan bumbu herbal ke dalam masakan

Tanaman herbal yang berkhasiat seperti kunyit, bawang putih dan bawang merah harus digunakan sebanyak mungkin untuk meningkatkan koordinasi kekebalan tubuh. Tumbuhan herbal karminatif mampu merangsang sistem pencernaan tubuh untuk bekerja lebih baik, karena bekerja efektif mengusir gas dalam perut dan mengurangi rasa sakit di lambung dan usus.

Tumbuh-tumbuhan karminatif antara lain ketumbar, kayu manis, jahe, adas, cengkeh, jintan, peppermint, dan kunyit. Tumbuhan ini juga membantu merangsang keluarnya tinja yang nyaman untuk orang yang menderita sembelit kronis.