Apa sich Prangko itu ?
Prangko dalam bahasa Inggris
disebut Stamp. Prangko dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya : Tanda
pembayaran biaya pos. Dengan prangko artinya surat yang kita kirimkan sudah
lunas pembayarannya. Selain itu, prangko juga merupakan alat untuk menyampaikan
pesan mengenai segala hal yang ada di indonesia, dari mulai keindahan alam dan
keragaman hayati sampai kegiatan olah raga, pemilihan umum, repelita, peduli
lingkungan, anak indonesia, semuanya ada. Jadi melalui prangko kita bisa
mengenal keindahan dan ragam budaya yang ada di Indonesia.
Dulu, sebelum ada prangko, biaya untuk mengirim surat dilakukan dengan pembayaran sejumlah uang yang harus dibayar si pengirim surat atau si penerima surat. Pada 6 Mei 1840, di Inggris lahirlah prangko. Dari Inggris menyebar ke seluruh penjuru dunia termasuk di Indonesia.
Teman-teman kali ini kita akan bercerita mengenai perkembangan prangko di Indonesia dari waktu ke waktu.
Dulu, sebelum ada prangko, biaya untuk mengirim surat dilakukan dengan pembayaran sejumlah uang yang harus dibayar si pengirim surat atau si penerima surat. Pada 6 Mei 1840, di Inggris lahirlah prangko. Dari Inggris menyebar ke seluruh penjuru dunia termasuk di Indonesia.
Teman-teman kali ini kita akan bercerita mengenai perkembangan prangko di Indonesia dari waktu ke waktu.
Masa penjajahan Belanda
Pada masa tersebut di Indonesia
telah dipergunakan prangko ” Raja Willem III” yaitu pada tahun 1864. Prangko
pada zaman Hindia Belanda ini berwarna merah anggur dan memuat gambar Raja
Willem III dari Belanda dalam bingkai berbentuk persegi,pada bagian atas
prangko terdapat tulisan ” 10 cent” dan pada bagian bawahnya memuat tulisan ”
Postzegel” pada bagian sebelah kiri memuat tulisan ” Nederl” dan pada bagian
kanan memuat tulisan” Indie”.prangko Hindia Belanda pertama ini tidak
berperforasi (tanpa gigi), dicetak di negeri Belanda (Utrecht) sebanyak 2.000.000
prangko.Gambar prangkonya dirancang oleh T.W kaisar dari Amsterdam.
Masa Pendudukan Jepang
Sesudah pemerintah Hindia Belanda
menyerah tanpa syarat kepada bala tentara jepang tanggal 8 Maret
1942,Pemerintah Sipil dilakukan dibawah Pimpinan Angkatan Perang Jepang. Pada
awal Pendudukan Jepang persediaan prangko Jaman Belanda masih banyak.Karena
prangko baru belum sempat dicetak ,Prangko-prangko lama tetap dipergunakan
dengan membubuhkan cetak tindih yang mempergunakan huruf Jepang. Gambar-gambar cap
tersebut ada yang berupa ” Binatang” seperti didaerah Aceh,ada yang berbentuk”
Palang” seperti di Sumatra utara dan ada yang berwujud “Jangkar” seperti
didaerah Indonesia Timur. Cetak tindih tersebut memuat kata “Dai Nippos Yubin
Kyoku” . Setelah melalui masa cetak tindih maka pada tahun 1943 diterbitkan
prangko-prangko Jepang yang bergambarkan bola dunia dengan peta kerajaan
Jepang,kerbau yang sedang membajak,pantai laut dan lain-lain.
Masa perang
Mempertahankan kemerdekaan
Bangsa Indonesia tidak melewatkan
peluang emas pada hari hari terakhir perang dunia kedua ketika jepang menyerah
kepada sekutu dengan memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus
1945, tetapi pengambilalihan kekuasaan tidak berjalan dengan mulus,karena bala
tentara Jepang tidak mau menyerahkan kekuasaan dan persenjataan mereka kepada
pihak Indonesia.Demikian pula dengan pelayanan pos, selama lebih dari sebulan
setelah Proklamasi Kemerdekaan RI masih ditangani olah Dinas Pos Jepang.
Tetapi tanggal 29 September 1945
,tentara Belanda yang membonceng tentara sekutu yang bertugas melucuti
persenjataan Jepang mendarat di Batavia,terjadilah perang fisik yang paling
berdarah dalam sejarah bangsa Indonesia yang menelan korban lebih dari 1 juta
jiwa.Perang berlangsung sejak Oktober 1945 s.d akhir 1949.
Dari sudut Filateli masa tersebut
sangat menarik karena ada 3 pelayanan pos yang diselenggarakan oleh dua negara
yang bermusuhan diatas wilayah yang sama.Dikota-kota besar yang berhasil
direbut Belanda berlangsung pelayanan pos dengan menggunakan prangko
Ned-Indie,dilain pihak daerah yang masih dikuasai oleh RI pelayanan pos
diselenggarakan oleh Djawatan PTT dengan menggunakan Prangko Indonesia. Prangko
pertama yang dicetak oleh Pemerintaha Republik Indonesia yaitu “Memperingati
setengah tahun merdeka”, dalam memperingati 1 tahun Merdeka Pemerintah
Indonesia menerbitkan prangko seri Revolusi tanpa perekat yang pada waktu di
cetak di jakarta.
Masa Demokrasi Liberal
Pada awal tahun 1950 setelah
berakhirnya masa Perang Kemerdekaan, PTT Indonesia memulai lembaran baru dalam
sejarahnya.Sebagai akibat taktik bumi hangus gerakan-gerakan gerilya pejuang,
berpuluh-puluh Kantor Pos,Kantor Telegrap dan Kantor Telepon hancur. Hal ini
merupakan tantangan bagi PTT karena dengan kejadian tersebut merupakan hambatan
terhadap lancarnya usaha pengluasan dan pembangunan Jawatan PTT. Salah satu
sumber pendapatan Jawatan PTT untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
eksploitasi Perusahaan adalah hasil penjualan benda-benda pos, antara lain
berbagai jenis prangko,sampul,warkatpos,kartupos,kupon balasan internasional
formulir-formulir dan lain-lain. Dalam memnuhi kebutuhan tersebut maka diadakan
pembaharuan kontrak antara Jawatan PTT dengan N.V Joh.Enschede en Zonen di
Haarlem (Negeri Belanda) untuk pencetakan prangko harga Rp 1,- keatas dalam
masa 5 tahun mulai tanggal 1 Januari 1950.
Pada permulaan tahun 1950 mulai
terdapat prangko : Prangko biasa seri Angka(smelt) yang terbit pada tanggal
1-1-1949, Prangko Biasa seri Bangunan(dengan gambar rumah dan candi) yang
terbit pada tanggal 1-9-1949, Prangko Peringatan UPU seri UPU yang terbit pada
tanggal 1-10-1949. pada awal 1950 sebagian dari sisa persediaan Prangko Seri
Angka dan Seri Bangunan dibubuhi cetak tindih” R.I.S” .dan selama tahun 1950
diterbitkanlah prangko-prangko seperti Prangko RIS yang terbit pada tanggal
17-1-1950,Prangko Peringatan Seri Garuda diterbitkan pada tanggal 17-8-1950
dll.
Masa Demokrasi
terpimpin
Pada tahun 1959-1965 banyak juga
prangko yang diterbitkan seperti Prangko Biasa, Prangko Peringatan,Prangko
Istimewa dan Prangko Amal. Untuk memperingati Dekrit Presiden Soekarno tanggal
5 Juli 1959 yang menyatakan berlakunya kembali Undang-undang dasar 1945 ,
dikeluarkanlah pada tanggal 17-8-1959 Prangko Peringatan “Berlakunya kembali
UUD 1945″ prangko tersebut terdiri dari 4 buah dengan harga 20 sen,50 sen,75
sen, Sampul Hari Pertama diterbitkan dengan harga Rp 7,50,-. Pada tanggal
26-10-1959 diterbitkan Prangko Peringatan seri Konperensi Kolombo ke II
berhubung diadakannya Konperensi Rencana Kolombo ke II di Yogyakarta.Dalam
tahun 1960 dikeluarkan Prangko Peringatan seri ” Kongres Pemuda Seluruh
Indonesia “, tahun Pengunsi Sedunia, seri Hari Kesehatan Sedunia.” Pembasmian
Malaria” dan prangko amal seri “Hari Sosial’ dan prangko biasa seri Presiden
dan seri Hasil Bumi. Pada tahun 1962 bertalian dengan Asian games ke IV di
Jakarta tanggal 22 Agustus 1962 s.d 6 September 1962 diterbitkan seri Asian
Games.Pada tahun 1963 diantaranya diterbitkan seri Bendera Merah Putih, dan
pada tahun 1964 diterbitkan seri Presiden,Transport dan Komunikasi.
Selama masa Demokrasi Terpimpin ini
Jawatan PTT,PN Postel dan PN Pos dan Giro mempunyai fungsi sosial dalam
pengumpulan dana bagi badan-badan sosial memberikan hasil bersih dari harga
tambahan prangko- prangko amal kepada badan-badan sosial.
Masa Orde Baru
Perkembangan prangko dimasa Orde
Baru mulai tangggal 11 maret 1966 s.d akhir tahun 1980, banyak prangko yang
telah diterbitkan sebagai contoh mulai dari prangko Pahlawan Revolusi yang
terbit pada tahun 1966 s.d prangko Peringatan 10 Tahun AOPTS ( Asian Oceanic
Postel Training School) yang terbit pada tanggal 10-9-1980. berbagai jenis
prangko telah diterbitkan oleh pemerintah Indonesia semakin hari semakin baik
prangko yang diterbitkan baik dari desain maupun bahannya. Untuk dapat melihat
jenis prangko-prangko yang telah diterbitkan dapat dilihat pada katalog prangko
Indonesia.
Masa Sekarang
Saat ini, prangko dicetak dengan
beragam jenis, ada yang berbentuk stiker, ada yang mengandung perekat di bagian
belakangnya. Gambar yang dipakai pun sangat bervariasi, mulai dari gambar flora
fauna yang dilindungi, olahraga skala international pun juga dijadikan gambar
pada prangko. Tapi saat ini, prangko dirasakan menurun jumlah peminat nya,
karena surat dengan menggunakan prangko biasanya membutuhkan waktu lebih lama
dibandingkan dengan menggunakan pengiriman melalui kilat khusus dengan hanya
dibubuhi cap khusus dari kantor pos atau melalui jasa pengiriman titipan kilat.
Sumber : wikipedia, media cetak
kompas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar