Bintaro
(Cerbera manghas), merupakan bagian dari ekosistem hutan mangrove
sehingga sering digunakan untuk tujuan penghijauan karena tingginya bisa
mencapai 12 meter. Tetapi penanaman pohon Bintaro sebagai peneduh kota seperti
di kota Jakarta seharusnya dipertimbangkan kembali, karena masyarakat umum
tidak mengetahui bahwa getah bunga dan buah Bintaro beracun.
Bunga dan buah Bintaro
mengandung cerberin, suatu glikosida yang sangat berpengaruh dan
dapat mempengaruhi kerja jantung. Karena itu jaman dahulu racun
Bintaro digunakan bunuh diri atau membunuh orang. Getah bintaro
juga digunakan sebagai racun panah untuk berburu.
Oleander atau pohon
mentega. dan pohon Bintaro mengandung racun sangat berbahaya. Jika getah yang
terkandung di dalamnya mengenai luka tubuh manusia dapat menyebabkan
kelumpuhan.
Oleander Nerium juga
termasuk bandel, walau daunnya berwarna hitam bak jelaga karena terkena asap
knalpot kendaraan, dia tetap berbunga. Sedangkan pohon Bintaro tetap
menghasilkan bunga dan berbuah dengan warnanya merah memikat.
Oleander Nerium banyak
ditanam di depan rumah warga karena penjual tanaman hias banyak menjajakannya.
Mungkin karena mudah diperbanyak. Tanaman Bintaro dan Oleander Nerium
dapat distek dengan tingkat keberhasilan tinggi.
Sebagai tanaman obat,
daun Oleander Nerium dalam dosis kecil dapat
digunakan sebagai obat jantung, diuretika, antiskabies, herpes, antibakteri,
antijamur, dan ekspektoran. Tetapi tetap harus digunakan dengan bijaksana
karena mengandung zat kimia bersifat toksik.
Karena itu
tanaman-tanaman tersebut berkhasiat juga sebagai pestisida alami. Buah bintaro
yang sudah jatuh ketanah dapat digunakan untuk mengusir tikus dengan cara
menaruhnya di tempat-tempat strategis.
Asal jangan lupa, setiap
selesai memegang buah bintaro kita wajib mencuci tangan dengan sabun. Biji buah
bintaropun konon bisa diolah sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar