Selasa, 01 Januari 2013

THE SUPER FRUIT...KIWI



Kiwi, The Super Fruit
Kompas.com - Hingga saat ini memang belum ada pil ajaib yang mampu menangkal penyakit mematikan sekaligus membuat langsing. Namun ada solusi lain, sesuatu yang bukan cuma membuat sehat dan melangsingkan, tapi juga rasanya enak, yakni buah kiwi.
Elisa Zied, MS, ahli nutrisi dan penulis buku Feed Your Family Right, menyebutkan kiwi termasuk dalam satu dari 10 jenis makanan super (super food). Kiwi termasuk buah yang multitasking karena mengandung nutrisi pelawan penyakit, rasanya enak, mengandung sedikit kalori, plus membuat kulit awet muda. Benar-benar super!
Buah kiwi sering diidentikkan dengan Selandia Baru. Padahal, buah yang kulitnya berbulu dan bentuknya mirip sawo ini sebenarnya berasal dari Cina dan baru masuk ke Selandia Baru awal tahun 1990-an.
Keberhasilan industri buah kiwi di Selandia baru tak lepas dari jasa Isabel Fraser, seorang guru yang membawa pulang biji-biji kiwi setelah mengunjungi kerabatnya di Cina. Biji-biji kiwi itu lalu diberikannya pada keluarga Allison, yang memang bergelut di bidang hortikultura. Sejak itulah pertanian buah kiwi di Selandia Baru dimulai.
Nama asli buah kiwi adalah Yang Tao. Orang Selandia Baru menganggap buah itu memiliki cita rasa gooseberry dan disebut Chinese Gooseberry. Baru sekitar tahun 1959 buah tersebut diberi nama "buah kiwi" setelah penetapan burung kiwi sebagai simbol Selandia Baru.


Di pasaran dunia saat ini terdapat dua jenis buah kiwi, yakni green (hijau) dan gold (emas). kiwi hijau menggunakan nama botani Actinidia deliciosa dan kiwi emas disebut  Actinidia chinensis. Rasa kiwi hijau agak asam dan segar. Sedang kiwi emas terasa lebih manis di lidah.
Kandungan vitamin C dalam kiwi hijau 92,7 mg vitamin C per 100 gram, sedikit di bawah kandungan vitamin C kiwi emas yang mencapai 105,4 mg per 100 gram.
Kendati demikian, menurut Fiastuti kandungan vitamin C dalam kiwi hijau dan kiwi emas lebih banyak dibanding jeruk dan pepaya. Sementara itu kandungan vitamin E-nya melebihi mangga dan pepaya.
Selain vitamin, kedua jenis buah kiwi ini juga kaya akan serat yang baik untuk kesehatan saluran cerna. Bukan hanya itu, serat yang cukup juga bisa menjaga kadar gula darah dan menurunkan kadar kolesterol dalam darah.

Salah satu keunggulan buah kiwi adalah tekstur yang lembut, rasanya lezat, serta aromanya yang khas dan segar. Namun di balik kulit cokelatnya yang berbulu, kiwi adalah buah yang paling kaya nutrisi.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of the American College of Nutrition menunjukkan bahwa dari 27 jenis buah yang umum dikonsumsi, seperti pepaya, mangga, dan alpukat, ternyata kiwi memiliki kepadatan nutrisi paling tinggi.
Ukuran kepadatan nutrisi (nutrient density) biasa dipakai para ahli diet untuk mengukur nilai gizi bahan makanan tertentu dibandingkan dengan bahan makanan lain dalam porsi yang sama. Makin tinggi kepadatan nutrisinya, makin baik mutu bahan tersebut.
Kiwi juga diketahui sebagai buah yang kaya akan viamin C, A dan E. Kandungan vitamin C dalam buah kiwi dua kali lebih banyak dibandingkan jeruk. Sedangkan kandungan vitamin E pada kiwi dua kali lipat lebih banyak dibandingkan mangga.
Vitamin C dan E sangat kita butuhkan sebagai sumber antioksidan. Menurut ahli gizi dr.Fiastuti Witjaksono, Sp.GK, satu atau dua butir kiwi setiap hari sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan vitamin C per hari. "Wanita usia 19-30 tahun butuh vitamin C sekitar 45 mg per hari. Sedangkan pada ibu hamil naik menjadi 60 mg/hari dan di masa menyusui butuh 85 mg/hari," urainya.
Menurut Prof.Made Astawan, dalam buku Kandungan Gizi Aneka Makanan, selain vitamin C dan E, jenis antioksidan lain yang terdapat dalam buah kiwi antara lain karoten, lutein, xanthophyll, flavonoid, dan sebagainya.
Mengonsumsi makanan yang mengandung antioksidan dipercaya dapat mencegah beragam penyakit berbahaya seperti jantung, kanker, dan penuaan dini. Salah satu teori mengapa seseorang bisa menjadi tua adalah akibat radikal bebas. Proses oksidasi juga  akan menyebabkan kerusakan DNA yang berujung pada munculnya penyakit kanker.
Penangkal radikal bebas yang diketahui saat ini adalah antioksidan. Kapasitas antioksidan kiwi terhadap senyawa radikal bebas menempati posisi ketiga tertinggi setelah orange dan anggur merah.
Antioksidan yang terdapat dalam buah kiwi merupakan yang paling mudah dimetabolisme tubuh dan diserap ke dalam pembuluh darah. Itu sebabnya makanan sumber antioksidan seperti kiwi sangat disarankan untuk mereka yang ingin sehat secara alami.

Cara memilih dan menyimpan buah kiwi
Bila Anda ingin mendapatkan manfaat yang lebih efektif dari buah kiwi, konsumsi buah ini bersamaan dengan makanan lainnya, terutama makanan dengan lemak tinggi. Mendapatkan buah ini tidak sulit, Anda tinggal mencarinya di supermarket atau hipermarket. Apalagi semenjak buah ini dipasarkan oleh Zespri® International ke Indonesia, Anda bisa memperoleh buah kiwi yang lebih berkualitas, dan memilih buah kiwi dengan varian baru. Selain buah kiwi berwarna hijau yang memiliki sedikit rasa asam, Anda juga dapat memilih buah kiwi jenis gold berwarna kuning yang rasanya lebih manis.
Jika hanya dari permukaan kulitnya saja, Anda tidak bisa memilih mana buah kiwi yang sudah matang dan siap dinikmati. "Untuk memilih buah kiwi yang masak, tekan sisi atas (bagian yang dipetik) dan sisi bawahnya dengan ibu jari dan telunjuk. Kalau sedikit empuk, berarti kiwi sudah siap dimakan," ujar Daniel Mathieson, South East Asia Marketing Manager Zespri® International di restoran Healthy Choice, Kemang (19/5).
Jika Anda membeli buah kiwi yang belum matang, letakkan buah ke dalam mangkuk buah atau kantong kertas bersama dengan apel dan pisang. Dalam proses pematangan, apel dan pisang memproduksi ethylene, dan hal ini akan mempercepat proses pematangan buah lainnya. Kemudian, agar buah kiwi awet, masukkan buah ke dalam kantong plastik atau kotak buah khusus, lalu simpan ke dalam lemari es, terpisah dari buah-buahan lainnya.

Kiwi, Si Eksotik Paling Padat Nutrisi
KOMPAS.com — Umumnya buah-buahan berubah warna dari hijau (saat masih muda) menjadi kuning, oranye, atau merah (setelah matang). Hanya beberapa jenis buah yang tetap berwarna hijau saat matang. Satu di antaranya adalah kiwi.

Warna hijau tersebut disebabkan oleh kadar pigmen klorofil yang tetap tidak berubah dalam proses pematangannya. Bahan pangan yang mengandung banyak klorofil umumnya merupakan sumber magnesium yang baik.

Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa klorofil mempunyai sifat antimutagenik (mencegah penyebaran gen penyebab kanker). Sifat ini terjadi karena klorofil dapat menghambat reaksi pengikatan senyawa karsinogen dengan DNA, dan menangkal reaksi senyawa radikal. Klorofil juga dapat melindungi sistem kekebalan tubuh melalui kemampuannya meredam reaktivitas senyawa radikal.

Suatu penelitian menunjukkan bahwa klorofilin, yaitu zat turunan klorofil, mampu mengikat aflatoksin B1 yang dapat menghambat terjadinya kanker hati. Hasil penelitian Benitez dan Wens (1996) menunjukkan bahwa klorofilin sangat efektif menurunkan anion superoksida (jenis radikal bebas), yang kemampuannya lebih tinggi dibandingkan dengan betakaroten ataupun vitamin C.

Kiwi juga mengandung inositol, yang berperan penting dalam respons intraseluler terhadap hormon dan neurotransmiter. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplemen inositol membantu fungsi paru-paru pada bayi yang lahir prematur dan orang dewasa yang mengalami depresi. Kiwi juga mengandung serotonin, yaitu zat yang menimbulkan efek tenang.

Sumber: Kandungan Gizi Aneka Bahan Makanan, Prof Dr Made Astawan.

Kiwi, Si Eksotik Paling Padat Nutrisi
DI BALIK kulit coklatnya yang berbulu, daging buah berwarna hijau itu memiliki kemampuan mencegah kanker. Di antara 27 jenis buah populer, kiwi pun terbukti paling tinggi kandungan nutrisinya.

Buah kiwi (Actinidia deliciosa) kini dengan mudah dapat kita temui di supermarket kota-kota besar di Indonesia. Ciri khas kiwi adalah bentuknya agak oval dan warna kulitnya coklat berbulu sehingga tampak eksotik. 

Keunggulan buah ini terletak pada tekstur yang lembut, rasanya lezat, serta aromanya yang khas dan segar. Komposisi kimianya terdiri dari unsur-unsur gizi dan non-gizi, sangat penting bagi kesehatan.

Rendah Energi
Kandungan lemak dan energi buah kiwi cukup rendah sehingga buah ini merupakan salah satu buah yang sangat baik untuk dikonsumsi oleh orang yang sedang melakukan diet rendah kalori.

Kandungan energi dalam setiap 100 gram buah kiwi hanya 61 Kkal, atau kurang dari 40 persen jumlah energi yang terdapat pada buah pisang. Kandungan energi buah kiwi lebih rendah dibandingkan jeruk, orange, dan anggur, tapi sedikit lebih tinggi dibandingkan lemon, strawberi, belewah, dan pepaya. 

Sebuah publikasi yang dimuat di Journal of the American College of Nutrition  menunjukkan bahwa dari 27 jenis buah yang umum dikonsumsi, ternyata kiwi  memiliki kepadatan nutrisi (nutrient density) paling tinggi.

Penelitian ini dilakukan oleh Dr Paul LaChance, direktur The Nutraceuticals Insitute yang juga profesor di Universitas Rutgers, Amerika Serikat.
Ukuran kepadatan nutrisi sangat umum dipakai oleh para ahli diet untuk mengukur nilai gizi bahan makanan tertentu, dibandingkan bahan makanan lain dalam porsi yang sama. Semakin tinggi kepadatan nutrisi suatu bahan makanan, semakin baik mutu bahan tersebut.

Kiwi merupakan sumber asam amino arginin dan glutamat. Arginin merupakan asam amino yang bersifat vasodilator (penurun tekanan darah) dan membantu meningkatkan aliran darah. Sebagai vasodilator, arginin juga digunakan untuk mengobati gejala impotensi. Asam amino yang sama juga mencegah terjadinya plak pada dinding arteri, khususnya pada pasien angioplasty (bedah plastik pembuluh darah).

Vitamin Lengkap
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa buah kiwi mengandung vitamin C 17 kali lebih banyak dibandingkan buah apel, dua kali lebih banyak dibandingkan jeruk, dan juga lebih banyak dibandingkan lemon.

Kandungan vitamin E pada kiwi dua kali lipat lebih banyak dibandingkan alpukat. Selain itu, buah kiwi juga mengandung vitamin B1, B2, B6, asam folat, niasin, vitamin A, dan asam pantotenat dalam jumlah yang cukup berarti.

Vitamin C dan vitamin E telah diketahui peranannya sebagai antioksidan alami yang berperan penting untuk menangkal serangan radikal bebas, penyebab penuaan sel dan pemicu timbulnya berbagai penyakit. Radikal bebas adalah atom atau molekul yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan sehingga bebas berikatan dengan berbagai sel dan jaringan, serta menjadi pemicu kanker, sakit jantung, dan proses penuaan dini.

Vitamin C membantu mempertahankan kondisi tubuh terhadap flu dan selesma (meningkatkan sistem kekebalan tubuh), mengurangi tingkat stres dan membantu proses penyembuhan. Vitamin ini juga berperanan penting dalam memelihara kesehatan sel-sel kulit sehingga tetap tampak bersih, berseri dan sehat.

Seperti halnya vitamin C, vitamin E juga berperan menjaga kesehatan sel-sel tubuh, memperlambat efek penuaan dan memelihara sel-sel kulit agar tetap muda, meningkatkan kesuburan, serta mengurangi risiko penyakit jantung koroner.

Selain vitamin C dan E, jenis antioksidan lain yang ada dalam kiwi adalah senyawa fitokimia tertentu, seperti karoten, lutein, xanthophyll, flavonoid, dan lain-lain. Kapasitas antioksidan kiwi terhadap senyawa radikal bebas menempati posisi ketiga tertinggi setelah orange dan anggur merah.

Tinggi Mineral
Sebagaimana buah lainnya, kiwi adalah sumber mineral yang sangat diperlukan untuk mempertahankan stamina. Kiwi mengandung elektrolit (mineral) yang sangat penting untuk pergantian kehilangan elektrolit tubuh akibat keluarnya keringat selama kerja keras, olahraga, atau cuaca panas.

Mineral utama yang terkandung dalam kiwi adalah kalium (potasium), magnesium, kalsium, tembaga, seng, mangan, dan fosfor. Kandungan kalium pada kiwi adalah 5,4 mg/kalori, lebih tinggi dibandingkan pisang (4,2 mg/kalori), dan sedikit lebih rendah dibandingkan pepaya (6,6 mg/kalori) dan apricot (6,2 mg/kalori).

Kalium penting untuk menjaga fungsi otot dan gerak reflek sistem saraf. Kalium juga berperan menjaga keseimbangan air di dalam tubuh. Itu sebabnya para olahragawan dan pekerja berat sangat dianjurkan mengonsumsi cukup kalium.
Kalium juga diyakini sebagai mineral penurun tekanan darah tinggi. Di lain pihak, kiwi hampir tidak mengandung unsur natrium, yang oleh sebagian peneliti diakui sebagai pemicu terjadinya tekanan darah tinggi.

Dari 27 jenis buah yang umum dikonsumsi di Amerika, buah kiwilah yang paling tinggi kadar magnesiumnya. Rendahnya konsumsi magnesium dapat menyebabkan terjadinya penyakit jantung, infark miokard, dan hipertensi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar