Rabu, 13 April 2011

Serangan Jantung

Serangan jantung

Sabtu, 5/2/2011 | 12:02 WIB
Kompas.com — Jika Anda merasa diri sehat-sehat saja, sebaiknya bersikaplah tetap waspada dengan melakukan pemeriksaan diri untuk mengetahui kondisi kesehatan. Ini mengingat ternyata diam-diam kita bisa punya risiko penyakit jantung meski tanpa gejala.
Penelitian menunjukkan, persentase pengidap penyakit jantung yang memiliki riwayat faktor risiko tertentu itu sangat tinggi. Faktor risiko tersebut termasuk gaya hidup dan karateristik tertentu dari keluarga.
Menurut dr.Sally A.Nasution, Sp.PD, faktor risiko penyakit jantung terbagi dalam dua, yakni faktor yang tidak bisa diubah, yang meliputi jenis kelamin, usia, dan riwayat keluarga. "Jika ada dalam keluarga kita orang yang terkena serangan jantung, risiko kita juga semakin tinggi," katanya dalam sebuah acara yang diadakan oleh Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam di Jakarta (4/2).
Kendati demikian, masih banyak faktor risiko lain yang bisa dikendalikan, yakni pola makan, kebiasaan olahraga, kegemukan, kadar lemak darah, serta kebiasaan merokok. "Makin banyak faktor risiko yang dimiliki, makin cepat penebalan dinding pembuluh darah," paparnya.
Penebalan pembuluh darah atau aterosklerosis adalah timbunan lemak (plak) yang menumpuk dalam arteri sehingga arteri menyempit dan aliran darah terhambat. Ini adalah penyebab awal tersumbatnya pembuluh darah yang menuju jantung sehingga terjadi serangan jantung atau nyeri dada (angina).
Yang terpenting dilakukan adalah mencegah terjadinya aterosklerosis meski tidak ada gejala. Pemeriksaan lemak darah (kolesterol), pengukuran tensi darah serta menjaga berat badan dalam kondisi ideal perlu dilakukan, terutama untuk mereka yang sudah memasuki usia 40 tahun.
Deteksi dini adanya penyakit jantung koroner juga bisa dilakukan dengan berbagai tes khusus, seperti EKG (elektrokardiogram), treadmill, tes darah, foto toraks, dan sebagainya.
Editor: Lusia Kus Anna



Rabu, 16/2/2011 | 14:33 WIB
KOMPAS.com - Kematian Adjie Massaid akibat serangan jantung beberapa waktu lalu mengejutkan banyak orang. Adjie (43), selalu disebut sebagai pria yang menganut gaya hidup sehat. Semakin banyak pula orang muda yang terkena serangan jantung, membuktikan bahwa penyakit ini bisa menyerang siapa saja. Tak terkecuali perempuan.

Sebagai perempuan, perhatian kita mungkin hanya terpusat pada kanker payudara atau kanker serviks sebagai penyakit yang harus dilawan. Sementara penyakit jantung, tampaknya dianggap sebagai penyakit kaum pria. Namun menurut American Heart Association, penyakit kardiovaskuler mampu membunuh perempuan di Amerika, sama banyaknya dengan semua jenis kanker bila dikombinasikan.
Sejak 1991, lebih banyak perempuan yang meninggal karena penyakit jantung daripada pria. Peluangnya 21 persen lebih besar daripada pria yang mati dalam setahun akibat serangan jantung pertama. Jumlah ini meningkat jika korbannya berasal dari kulit berwarna. Misalnya, peluang perempuan Afro-Amerika untuk mati akibat serangan jantung pertama 70 persen lebih besar daripada perempuan kulit putih.

Mengapa jumlah korban perempuan lebih banyak daripada lelaki? Menurut Events of the Heart, lembaga nirlaba yang sering mengampanyekan kesadaran akan penyakit jantung, mengatakan bahwa 1/3 perempuan tidak menyadari ketika mengalami nyeri dada yang intens, seperti yang Anda lihat dalam film-film.
"Kebanyakan perempuan 'hanya' mengalami gejala mirip flu ketika mendapat serangan jantung," demikian disebutkan dalam situs Heart. Selain rasa tertekan, degup jantung yang mengeras, atau nyeri yang menyebar ke area pundak, punggung, lengan, dan rahang, Anda juga perlu mencari pertolongan bisa melihat tanda-tanda lainnya berikut ini:
* Nafas pendek-pendek
* Mual atau muntah
* Berkeringat, pusing, atau lemas
* Panik, dengan perasaan akan terjadi malapetaka
* Nyeri perut bagian atas
* Nyeri seperti kembung
* Nyeri yang sulit dijelaskan di antara tulang belikat

Risiko penyakit jantung ini akan meningkat pada perempuan berusia di atas 55 tahun, memiliki orangtua atau saudara kandung yang pernah mengalami serangan jantung, memiliki tekanan darah tinggi, diabetes, atau kolesterol tinggi. Nah, bila Anda merokok, risikonya akan bertambah besar dua sampai enam kali lipat. Bahkan menjadi perokok pasif pun bisa meningkatkan risikonya hingga 30 persen.

Kemudian, jika Anda memiliki minimal tiga dari beberapa faktor di bawah ini, artinya risiko penyakit jantung Anda cukup tinggi.
* Kelebihan berat badan sebanyak 9 kg atau lebih.
* Mengidap diabetes atau sedang menjalani pengobatan untuk mengontrol gula darah
* Merokok
* Mengonsumsi pil KB
* Berlatih olahraga kurang dari 30 menit, empat kali seminggu
* Punya sindrom metabolik
Nah, sudahkah Anda mengamati bagaimana kondisi kesehatan Anda berdasarkan gejala dan faktor-faktor di atas?
Editor: Dini


Rabu, 22/12/2010 | 11:38 WIB
KOMPAS.com — Keluhan serangan jantung tidak selalu seperti yang kita saksikan di layar sinetron saat aktor berakting memegang dada kiri, sementara mata mendelik, badan membungkuk, lalu tersungkur ke lantai.
Terdapat berbagai ragam keluhan serangan jantung dan gejalanya tidak sama pada tiap orang, terutama pada perempuan.
Serangan jantung yang dalam bahasa medis disebut acute miocard infark terjadi karena adanya sumbatan gumpalan darah di pembuluh koroner. Ada banyak hal yang bisa memicu serangan jantung, termasuk faktor usia, hipertensi, kolesterol tinggi, obesitas, konsumsi alkohol, stres, merokok, dan pola makan yang tidak sehat.
Untuk mengenali potensi serangan jantung sedini mungkin, kenali tanda-tanda penting gangguan jantung berikut ini:
Kelelahan dan sesak napas Rasa lelah yang berlebihan dan napas pendek-pendek adalah dua tanda yang coba dikirimkan tubuh agar Anda segera beristirahat. Namun, gejala ini juga bisa menjadi tanda adanya masalah pada jantung sebagai respons tekanan ekstra pada jantung.
Bila Anda sering mengeluh kelelahan tanpa penyebab yang jelas, itu bisa jadi tanda ada sesuatu yang salah pada tubuh. Napas pendek-pendek dan kelelahan ini paling sering dialami perempuan dan terjadi sebulan sebelum serangan jantung.
Keringat dingin Berkeringat lebih dari biasanya, terutama jika Anda tidak sedang melakukan aktivitas, bisa menjadi gejala awal masalah pada jantung. Hal ini terjadi karena tubuh bekerja keras memompa darah melewati sumbatan di koroner sehingga tubuh mengeluarkan keringat lebih banyak untuk menjaga temperatur tubuh.
Mual, muntah, dan nyeri perut Keluhan serangan jantung biasanya disertai rasa mual, muntah, dan keringat dingin sehingga disalahartikan sebagai masuk angin. Akibatnya, penderita tidak dibawa ke rumah sakit. Pertolongan yang semestinya segera diberikan menjadi terlambat.
Nyeri dan rasa tertekan di dada Meski tidak semua serangan jantung memiliki gejala nyeri dada, tanda ini paling sering dikenali sebagai serangan jantung. Nyeri dada yang dialami digambarkan seperti sensasi tertekan benda berat atau gajah menginjak dada.
Nyeri di seluruh tubuh Rasa nyeri dan kaku di seluruh tubuh juga sering dialami orang yang pernah mengalami serangan jantung. Kebanyakan mengalami rasa nyeri dan kebas di tangan kiri. Namun, nyeri ini juga bisa muncul di berbagai bagian tubuh, seperti atas perut, pundak, punggung, bahkan rahang.
Pertolongan pertama Ketika terjadi serangan jantung, segeralah membawa pasien ke rumah sakit. Bila memungkinkan, berilah pasien aspirin untuk dikunyah. Tujuannya adalah melancarkan bekuan darah.
Editor: Lusia Kus Anna

Sumber: Healthline

Rabu, 24/11/2010 | 13:55 WIB
KOMPAS.com — Penyakit jantung masih menjadi pembunuh utama di banyak negara, termasuk Indonesia. Menjalankan gaya hidup sehat merupakan cara paling efektif untuk melindungi diri dari penyakit ini. Cara lain adalah waspada jika muncul tanda-tanda gangguan jantung. Apa saja tandanya?

1. Cemas
Serangan jantung bisa menimbulkan rasa cemas atau ketakutan atas kematian. Bahkan, ada yang merasa seperti kiamat sudah datang.

2. Nyeri dada
Memang tak semua nyeri dada menjadi indikasi serangan jantung. Rasa nyeri ini kadang diibaratkan seperti dada yang diduduki gajah.

3. Batuk atau bersin terus-menerus
Ini bisa menjadi simtom gagal jantung sebagai akumulasi cairan di paru-paru.

4. Pusing

5. Kelelahan
Merasa kelelahan sepanjang hari bisa menjadi simtom dari gagal jantung.

6. Mual atau tidak nafsu makan
Sebenarnya bukan hal yang biasa ketika seseorang merasa sakit perut atau muntah saat mendapat serangan jantung. Namun, pembengkakan di bagian perut yang dikaitkan dengan gagal jantung memang dapat mengganggu nafsu makan.

7. Nyeri di bagian tubuh lain
Pada kebanyakan serangan jantung, rasa nyeri dimulai dari dada dan menyebar ke bahu, lengan, siku, punggung, leher, rahang, atau perut. Ada kalanya mereka yang mengalami serangan jantung tidak merasakan nyeri dada. Hanya ada rasa nyeri di daerah tubuh lainnya. Rasa nyeri pun bisa datang dan pergi.

8. Denyut jantung cepat atau tidak beraturan
Saat denyut jantung cepat dan tidak beraturan, apalagi dibarengi rasa lemas, pusing, atau napas pendek, hal itu bisa menjadi tanda serangan jantung, gagal jantung, ataupun aritmia.

9. Sulit bernapas
Ada kalanya seseorang yang mengalami serangan jantung tidak merasakan nyeri atau tekanan di dada, tetapi merasa kesulitan bernapas.

10. Berkeringat
Perlu diwaspadai kalau tiba-tiba Anda berkeringat, padahal sedang duduk diam di kursi.

11. Tubuh bengkak
Gagal jantung bisa menyebabkan cairan terkumpul di dalam tubuh. Akibatnya, terjadi pembengkakan di bagian tubuh, seperti kaki, perut, dan pergelangan kaki.

12. Sangat lemas
Mereka yang mengalami serangan jantung merasakan rasa lemas yang amat sangat. Rasanya mereka tidak bisa memegang selembar kertas di antara jarinya. (GHS/dee)
Editor: Lusia Kus Anna

Penyakit jantung koroner memang merupakan penyakit jantung yang sering dijumpai di negeri kita. Kekerapan penyakit jantung koroner meningkat seiring dengan perubahan gaya hidup kita, terutama yang tinggal di kota besar. Makanan banyak mengandung lemak, kurang berolahraga, dan ditambah lagi dengan kebiasaan merokok.
Sudah tentu beberapa penyakit, seperti kencing manis, darah tinggi, serta usia tua juga akan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner sudah merupakan salah satu penyebab utama kematian di negeri kita. Karena itu, pada tempatnyalah kita peduli pada penyakit ini dan berusaha mengurangi risikonya. Salah satu upaya mencegah penyakit jantung koroner adalah dengan mengamalkan gaya hidup sehat. Mengonsumsi makanan yang tak tinggi lemak, rajin berolahraga, serta mengendalikan kencing manis atau darah tinggi jika ada.
Anda benar, pada perempuan yang belum masuk masa menopause, serangan jantung pada laki-laki jauh lebih sering daripada perempuan. Namun, setelah menopause, ternyata risiko terkena serangan jantung pada perempuan meningkat hampir menyerupai laki-laki. Mungkin hormon estrogen yang mulai menurun pada menopause merupakan faktor pencegah serangan jantung. Karena itulah, perempuan yang sudah mengalami menopause harus hati-hati terkena serangan jantung seperti juga laki-laki. Caranya sudah tentu mengamalkan gaya hidup sehat sejak muda, bahkan kalau dapat sejak masa anak-anak.
Perempuan
Penelitian mengenai gejala penyakit memang sering dilakukan pada laki-laki sehingga informasi gejala penyakit pada perempuan amatlah minim. Padahal, gejala penyakit pada perempuan, seperti serangan jantung, mungkin berbeda dengan laki-laki. Ini tentu menimbulkan kesulitan. Dokter cenderung mengabaikan kemungkinan serangan jantung pada perempuan karena kekerapan serangan jantung pada perempuan dianggap rendah dan jika dokter peduli pada risiko ini, gejala penyakit yang timbul mungkin berbeda dengan gejala serangan jantung yang selama ini dipahami dokter.
Untunglah kesadaran tentang pentingnya mengikutsertakan populasi perempuan pada berbagai penelitian kedokteran, termasuk gejala penyakit sekarang, sudah meningkat. Kita berharap akan dapat memahami gejala berbagai penyakit pada perempuan lebih baik. Mengenai upaya mencegah serangan jantung berulang pada laki-laki dan perempuan hampir sama. Berbagai faktor risiko yang disebutkan tadi harus dikendalikan dengan baik. Begitu pula beberapa obat yang digunakan untuk pencegahan sekunder perlu dikonsumsi secara teratur.
Memang semakin banyak orang berusia lanjut yang tinggal bersama anak. Untunglah kebiasaan tinggal di rumah penampungan usia lanjut masih belum menjadi kebiasaan umum di negeri kita. Meski tidak tinggal serumah, anak dan cucu biasanya datang secara teratur, bahkan cukup banyak kakek dan nenek yang bersedia mengasuh cucu mereka jika kedua orangtua mereka sibuk atau keluar kota. Mudah-mudahan keakraban suatu keluarga besar masih dapat kita nikmati meski anak-anak sekarang lebih suka punya rumah sendiri daripada tinggal pada orangtua mereka.

Semangka
Minggu, 17/10/2010 | 13:47 WIB
KOMPAS.com - Semangka bukan hanya enak dikonsumsi saat Anda sedang haus, karena rasanya yang manis dan kandungan airnya yang tinggi, tetapi juga karena nutrisinya yang berlimpah. Mengonsumsi semangka bahkan bisa menurunkan tekanan darah dan melindungi Anda dari pra hipertensi yang bisa menyebabkan penyakit jantung, demikian menurut para peneliti.
Buah ini terbukti kaya akan senyawa yang mampu melebarkan pembuluh darah dan bisa mengurangi risiko serangan jantung dan stroke. Dalam penelitian yang dilakukan para ilmuwan, asam amino yang ditemukan pada semangka memperbaiki performa arteri, dan menurunkan tekanan darah pada satu dari setiap sembilan penderita pra hipertensi.

Anda mungkin bisa saja mengonsumsi L-arginine, asam amino yang penting untuk memelihara tekanan darah yang sehat, sebagai suplemen. Namun suplemen ini bagi sebagian orang dewasa memiliki efek buruk seperti mual, sakit perut, dan diare.
Sebaliknya, para peneliti tidak menemukan efek buruk dari responden yang mengonsumsi semangka. Buah ini bahkan menyimpan nutrisi lain seperti vitamin A, B6, C, serat, potasium, dan likopen, salah satu jenis antioksidan yang kuat.
"Melihat bukti-bukti yang dihasilkan dari studi awal ini, kami berharap untuk melanjutkan penelitian dengan meraih kelompok partisipan yang lebih luas," ungkap Dr Arturo Figueroa, dari Florida State University, yang memimpin studi ini.
Penyakit tekanan darah tinggi memengaruhi lebih dari 16 juta pria dan wanita di Inggris. Penyakit ini meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke dua kali lipatnya, dan mengakibatkan lebih dari 60.000 kematian setiap tahunnya.
Editor: Dini
Sumber: Marie Claire

Teh untuk cegah penyakit jantung
Sabtu, 9/10/2010 | 09:32 WIB
Kompas.com- Tak sedikit orang yang merasa ada yang kurang jika belum minum teh di pagi hari. Kebiasaan ini ternyata menguntungkan kesehatan. Penelitian terbaru menyebutkan, tiga cangkir teh setiap hari akan membantu kita menurunkan ancaman penyakit jantung.
Baik teh hijau atau teh hitam, bila diminum secara rutin, ternyata bermanfaat untuk mencegah timbunan plak pada arteri. Bersama dengan lemak dan kolesterol, plak merupakan penyebab utama serangan jantung dan stroke.
Penelitian yang dilakukan para ahli dari Australia menyebutkan manfaat terbesar dari teh berasal dari kandungan flavonoid, jenis antioksidan yang efektif melawan penyakit kardiovaskular. Dalam secangkir teh terdapat 150-2000 mg flavonoid.
Untuk mendapatkan antioksidan yang cukup, dua cangkir teh setara dengan lima porsi sayur atau dua apel. Riset yang dimuat dalam Science Journal Molecular Aspect of Medicine ini juga mengatakan kandungan flavonoid dalam teh hitam tak jauh berbeda dengan teh hijau.
"Hasil riset ini secara konsisten menunjukkan flavonoid dalam teh meningkatkan status nitric oxide dan meningkatkan fungsi endotel yang sangat berguna bagi kesehatan jantung," kata Dr.Jonathan Hodgson, peneliti.
Hasil studi yang dilakukan secara acak juga menunjukkan konsumsi teh membuat lapisan dalam pembuluh darah semakin baik. Bukan hanya itu teh juga mengurangi risiko hipertensi dan tekanan darah rendah.
Editor: Lusia Kus Anna
Sumber: daily mail

Tidak ada komentar:

Posting Komentar