Kamis, 04 Agustus 2011

MItos seputar perawatan kecantilkan

KOMPAS.com - Aplikasikan tabir surya 30 menit sebelum terpapar sinar matahari. Hanya dokter kulit yang bisa membersihkan pori-pori secara menyeluruh. Gunakan masker seminggu sekali untuk mendapatkan kulit yang bersinar. "Salah, salah, dan salah," kata Ellen Marmur, MD, kepada divisi dermatologi dan operasi plastik Mount Sinai Medical Center, New York. Dalam bukunya, Simple Skin Beauty, Marmur menjernihkan beberapa miskonsepsi seputar kulit.

1. Hanya facial yang membersihkan pori-pori secara menyeluruh.
Saya benci merusak guilty pleasure Anda, tapi pembersihan pori-pori secara menyeluruh melalui facial adalah sebuah mitos. Meskipun facial sangat memanjakan, perawatan tersebut sesungguhnya benar-benar tidak dibutuhkan. Coba kita ingat kembali rasa sakit selama proses membersihkan pori-pori. Semua orang berpikir tindakan pencungkilan ini ajaib, karena bisa mengangkat komedo dan jerawat. Padahal, yang terjadi hanyalah bentuk manual pengelupasan kulit. Banyak yang tidak pernah memikirkan bahwa pengorekan paksa ini sebenarnya sangat berlebihan, penuh risiko, dan bisa jadi membahayakan. Memberikan tekanan begitu besar pada pori-pori akan membuat minyak dan bakteri jinak melesat jauh ke dasar jaringan kulit. Robekan yang dihasilkan pun dapat menyebabkan efek terbakar pada kulit dan sangat mungkin meninggalkan bekas luka atau kista, khususnya untuk jenis kulit gelap.

2. Memakai foundation dan tabir surya akan melindungi kulit dari sinar UV.
Memang benar, mengaplikasikan make-up yang mengandung SPF lebih baik daripada tidak sama sekali. Namun, akan lebih efektif jika memakai tabir surya untuk wajah. Kita tidak bisa main-main saat berurusan dengan sinar matahari. Lebih baik aplikasikan make-up ber-SPF di atas tabir surya atau pelembab yang Anda pakai sehari-hari. Misalnya, memakai foundation mengandung mineral, seperti titanium dioksida antisinar matahari, memang bagus. Tapi, lebih baik jika kita kembali mengaplikasikan tabir surya beberapa waktu kemudian, sekaligus memperbaiki riasan kita.

3. Untuk mendapatkan kulit cerah, memakai masker di rumah harus menjadi bagian dari ritual kecantikan Anda.
Memakai masker adalah kegiatan yang menyegarkan, apalagi bisa dilakukan sambil bersantai di depan TV. Tapi, kemungkinan hal tersebut terjadi sangatlah tipis. Dengan kondisi Anda sibuk mengurus empat anak misalnya atau jadwal bekerja yang padat. Bahkan, cenderung tidak bisa terwujud. Begitu juga dengan kemungkinan sebuah masker, baik yang melembapkan kulit atau masker tanah liat yang menyerap minyak, bisa membuat kulit jadi cerah dalam jangka waktu panjang. Dapatkah sebuah masker membuat wajah Anda superlembap dan mengunci kadar air di dalamnya? Ya, tapi hanya sampai masker tersebut dibersihkan. Faktanya, masker hanya akan bekerja seperti lip balm pada wajah: lembaran penutup permukaan yang memberikan rasa kencang dan nyaman. Sayangnya, hanya bersifat sementara.

4. Bahan organik atau alami lebih aman untuk kulit.
Produk perawatan wajah organik memiliki efek yang sama dengan bahan sintetis. Artinya, produk tersebut berpotensi membuat iritasi kulit. Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa bahan alami pun merupakan senyawa kimia. Misalnya, istilah medis vitamin C adalah asam askorbat. Karena itu jika kita melihat vitamin C pada sebuah label, ketahuilah bahwa secara teknis zat tersebut juga bersifat kimiawi. Minyak esensial dan botanikal seperti tea tree oil, menthol, terutama sitrus (asam sitrat alami), juga dapat mencetuskan reaksi alergi atau iritasi. Begitu pula enzim pepaya dan nanas. Elemen-elemen bersifat asam ini, kadarnya akan lebih kuat dalam bentuk yang asli. Itulah sebabnya sangat penting untuk menguji produk apapun, termasuk yang alami, di bagian lengan dalam, sebelum kita menggunakannya di wajah.

5. Kulit kering, pecah-pecah, dan bersisik bukan disebabkan makanan.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa menyantap makanan yang kadar lemaknya tinggi dapat meningkatkam produksi sebum kulit Anda. Inilah yang membuat kulit kita lebih berminyak. Karbohidrat dengan indeks glisemik tinggi (seperti pizza dan kue kering) akan meningkatkan kadar gula dalam darah yang kemudian melepaskan insulin dan androgen, hormon yang memberikan sinyal ke kelenjar minyak untuk memecah diri. Penelitian lain menemukan bahwa mengonsumsi produk turunan susu menimbulkan jerawat (barangkali karena memicu testosteron mengaktifkan kelenjar minyak). Jadi, jika kita sudah berusia di atas 35 tahun dan masih mengalami kulit kering, pecah-pecah, serta bersisik, sebaiknya menghindari produk turunan susu maupun makanan yang diproses dengan kandungan gula dan karbohidrat tinggi. Di lain pihak, cokelat tidak terbukti menjadi penyebab jerawat.

6. Jika memakai tabir surya, kita tidak akan mendapatkan vitamin D.
Semua orang tahu, vitamin D membuat tulang lebih kuat, karena meningkatkan penyerapan kalsium. Vitamin ini juga bermanfaat untuk sistem pertahanan tubuh. Jadi, kulit kita harus tereskpos matahari selama lima sampai 15 menit setiap hari. Penggunaan tabir surya tidak akan mencegah kita mendapatkan vitamin D. Penyakit yang disebabkan kekurangan vitamin D terlalu diberitakan berlebihan. Orang-orang yang harus cemas terhadap kekurangan vitamin D adalah mereka yang harus tinggal di rumah terus-menerus karena sakit atau memiliki masalah dengan penyerapan vitamin D. Jika tidak, sebenarnya Anda harus lebih mencemaskan efek radiasi UV, dibandingkan defisiensi vitamin D.

7. Aplikasikan tabir surya 30 menit sebelum terpapar sinar matahari.
Tabir surya harus dikenakan sebelum terpapar sinar matahari, ini memang benar. Namun, yang menjadi mitos adalah angka 30 menit itu sendiri. Sunblock, khususnya yang berbahan dasar titanium dioksida dan zinc oksida, umumnya bekerja sangat cepat. Cara terbaik untuk membalurkan tabir surya adalah saat kita masih telanjang. Oleskan dalam bentuk titik-titik ke seluruh tubuh, lalu ratakan sebelum memakai busana atau baju renang. Apapun yang Anda kenakan, baju tersebut akan bergeser dan bergerak. Jadi, meskipun tertutup lindungilah setiap senti kulit kita, karena pakaian hanya sanggup menanggung 2-5 SPF.

8. Sering mencuci wajah membuat kulit akan lebih berminyak.
Kulit Anda memiliki mekanisme pertahanan diri secara alamiah dan mengagumkan. Lalu sanggup mempekerjakan sel-sel inflammatory untuk memperbaiki maupun membuat kulit kita nyaman kembali, ketika terluka akibat sengatan sinar matahari atau saat digosok berlebihan. Namun, meningkatkan produksi minyak untuk mengganti yang hilang akibat sering dibersihkan? Tidak ada penelitian yang pernah membuktikan hal tersebut. Kulit kita akan mengalami dehidrasi, bahkan iritasi jika terlalu sering dibersihkan, bukan menghasilkan wajah yang berminyak berlebihan.

9. Lembapkan wajah dengan air, ketika bepergian dengan pesawat agar kulit tidak kering.
Memang benar bahwa lingkungan dengan tingkat kelembapan rendah cenderung mengisap air. Seringkali kadarnya 20 persen lebih rendah, daripada di dalam rumah. Tapi, jika kita menyemprot wajah secara berkala dalam penerbangan yang panjang, air tersebut akan menguap bersamaan dengan pelembap yang ada pada kulit kita sebelum disemprot, dan menjadikan wajah lebih kering dari sebelumnya. Jika kita kerap menggunakan penyemprot wajah, pastikan bahwa airnya mengandung gliserin atau aloe vera. Kedua bahan ini menempel pada kulit dan mengunci kelembapan yang kita percikkan.


Sumber: Majalah MORE Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar