Selasa, 29 November 2011
Kisah Sukse Alibaba.com
Kapan Alibaba Indonesia Lahir?
TEMPO INTERAKTIF, 27 Maret 2010
Wicaksono
Lima belas tahun yang lalu, Jack Ma bukan siapa-siapa. Ia “hanya” seorang guru bahasa Inggris di sebuah sekolah di Cina. Tapi sekarang lelaki berperawakan kecil ini boleh disebut sebagai pengusaha raksasa di industri belanja daring berkat portal e-commerce Alibaba.
Alibaba adalah sebuah hipermarket, tempat lebih dari 40 juta pedagang dari 240 negara menjajakan produknya. Portal ini menjual aneka macam barang, mulai peniti hingga traktor, dari kalkulator sampai truk trailer. Pendapatannya melejit terus dari tahun ke tahun. Pada akhir 2008, misalnya, perolehan Alibaba.com naik 39 persen menjadi US$ 440 juta. Ringkasnya, Alibaba adalah contoh portal belanja business to business terbesar yang menghubungkan produsen di Cina dengan dunia.
Bagaimana Jack Ma membangun goa bisnisnya?
Ma lahir di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, Cina, pada 10 September 1964. Ketika masih muda, hobinya adalah mengayuh sepeda selama 45 menit setiap hari ke sebuah hotel tempat menginap para wisatawan asing. Kebiasaan ini dia lakukan demi melatih kemampuan bahasa Inggrisnya dengan wisatawan asing. Untuk apa?
Kemampuan berbahasa asing dan pergaulannya dengan orang asing itulah yang kelak menjadi modal utama Ma ketika bersama 18 orang lainnya membangun Alibaba pada Maret 1999. Dalam tempo kurang dari sepuluh tahun, sayap bisnisnya berkembang lebar. Alibaba menjadi perusahaan holding dengan lima anak perusahaan besar, Alibaba.com, Taobao, Alipay, Alibaba, dan China Cloud Computing Yahoo!, dengan total karyawan sekitar 5.000 orang.
Meski sudah menjadi pengusaha besar, Ma sangat peduli dan percaya terhadap kekuatan industri kecil dan menengah di negaranya. “UKM menyediakan mesin penggerak pertumbuhan ekonomi di Asia dan mereka adalah masa depan e-commerce,” kata Ma pada Pertemuan Tingkat Tinggi UKM APEC di Singapura, November tahun lalu.
Cerita sukses Ma berawal pada 1995, ketika dia mendirikan China Pages, perusahaan berbasis Internet pertama di Cina. Dalam menjalankan bisnisnya, Ma tergolong tekun dan tahan banting. Ketika situs web lelang eBay masuk Cina pada 2002, banyak perusahaan e-commerce lokal patah arang dan merasa kalah pamor untuk bersaing di pasar. Tapi Ma tetap bertahan dalam badai persaingan bisnis. Dia sangat percaya diri, bahkan berani berkompetisi melawan raksasa bisnis daring dari Amerika Serikat itu.
Bagi Ma, ada satu hal yang tidak dimiliki eBay namun menjadi senjata utamanya. Bisnis Ma memiliki akar yang kuat di Cina, yaitu kepercayaan. “Bukan teknologi yang terpenting bagi Cina, namun bagaimana kami memiliki kedekatan dengan pelanggan dan mengerti keinginan mereka,” ujar Ma.
Ma sangat bangga menjadi warga negara yang besar di Cina. “Saya 100 persen besar di Cina. Saya belajar sendiri bahasa Inggris di Cina dan saya tidak pernah belajar di luar Cina,” katanya. Tak mengherankan bila dia pun meramalkan bahwa dalam lima tahun ke depan, salah satu dari lima perusahaan Internet terbesar di dunia akan berasal dari Cina.
Dalam menjalankan bisnis, Ma tidak seperti pengusaha pada umumnya. Ma tetap memegang teguh pada identitas dirinya sebagai orang Cina, termasuk filosofi hidupnya. Dia mengaku terinspirasi oleh penulis novel persilatan serta pahlawan kuno Cina, Jin Yong. “Buku Jin Yong mengajarkan saya bahwa apa pun yang kita inginkan untuk menjadi orang hebat, atau perusahaan hebat, harus diwujudkan dengan bekerja keras. Dan untuk menang, kita harus berpikir di luar kotak,” ujarnya.
Hari ini ingatan saya melayang kembali ke Ma dan Alibaba ketika demam belanja daring tengah mulai melanda Indonesia. Satu demi satu situs e-commerce bermunculan. Terakhir Plasa.com yang resmi diperkenalkan kembali hari ini. Peluncuran ini menandai reinkarnasi Plasa.com, dari situs komunitas daring menjadi portal belanja daring. Di hari-hari mendatang, Plasa.com juga akan berfungsi sebagai portal agregasi konten yang menyediakan beragam layanan konten dan komunikasi.
Akankah Plasa.com mengikuti jejak sukses Ma dan Alibaba.com?
KISAH SUKSE ALIBABA.COM, PELAKU E-COMMERCE DUNIA
19 April 2009
Perawakannya kecil dan penampilannya kurang meyakinkan. Tapi jangan salah, Jack Ma memiliki prestasi bisnis yang luar biasa. Membangun Alibaba Group dari nol hingga jadi perusahaan e-commerce terbesar di China. Sebelum 1995, Ma, mantan guru bahasa Inggris ini sama sekali tidak pernah menyentuh barang bernama komputer. Namun sekarang, dialah pengusaha internet sukses pemilik perusahaan e-commerce yang mampu bersaing dengan eBay.
Tidak hanya prestasi yang lebih besar dari sosoknya, ambisi Ma tidak kalah besar. ”Dalam lima tahun ke depan,salah satu dari lima perusahaan internet terbesar di dunia akan berasal dari China, dan saya harap kami akan menjadi salah satu itu,” kata Ma, 42 tahun. Untuk ekspansi bisnisnya,Ma yang dikenal sebagai ”Bos Besar” di industri internet China, saat ini tengah bersiap-siap listing di pasar saham. Ma menyewa konsultan NM Rothschild, bank investasi, demi menggalang dana sebesar USD1 miliar. Meski belum dikonfirmasi secara publik, namun rencananya Alibaba ingin melakukan initial public offering (IPO) di Hong Kong atau di New York, sebagai alternatif. Goldman Sachs and Morgan Stanley memprediksikan, harga yang ditawarkan dalam IPO Alibaba akan menjadi yang terbesar di industri internet China. Jika benar, bisnis Alibaba nilainya bisa mencapai USD4 miliar.
Ketika eBay merambah ke China pada 2002, banyak perusahaan e-commerce China patah arang dan sudah tidak mungkin lagi bagi mereka untuk bersaing di pasar. Namun, Ma sangat jauh dari pikiran semacam itu. Dia tetap percaya diri, bahkan berani bersaing dengan raksasa e-commerce asal Amerika Serikat (AS) itu. Baginya,ada satu hal yang tidak dimiliki eBay,namun menjadi senjata utamanya. Ma memiliki akar bisnis yang kuat di China, yaitu kepercayaan mereka.”Di China saat ini bukan teknologi yang terpenting, namun bagaimana kita memiliki kedekatan dengan pelanggan dan mengerti keinginan mereka,” ujar Ma. Semua kisah sukses Ma berawal pada 1995. Saat itu, dia mendirikan China Pages, perusahaan berbasis internet pertama di China. Kemudian, dia menerima undangan dari Kementerian Perdagangan Luar Negeri dan Kerja Sama Ekonomi China (MOFTEC) untuk mengepalai Departemen Informasi di Pusat Perdagangan Elektronik Internasional China (CIECC).
Pada Maret 1999, Ma dan timnya yang berjumlah 18 orang meluncurkan sebuah situs bernama Alibaba.com di apartemen Ma di Hangzhou, Provinsi Zhejiang. Dengan situs ini, Ma berangan-angan menciptakan sebuah fasilitas yang memudahkan aktivitas bisnis pengusaha kecil dan menengah. Setelah mengalami berbagai pasang surut, bisnis Ma akhirnya menunjukkan hasil.Seperti tantangan yang dihadapi perusahaan internet business to business (B2B) lain di dunia, kepercayaan konsumen merupakan kuncinya. Dengan cepat mempelajari kesalahan dan cepat melakukan perbaikan, Alibaba.com sedikit demi sedikit dapat bangkit dan tumbuh besar.
Di bawah kepemimpinan Ma, Alibaba kemudian berkembang pesat dan mencapai puncaknya pada Oktober 2005. Saat itu, Alibaba menjalin kerja sama dengan Yahoo!. Dengan dana sebesar USD1 miliar,Yahoo! membeli 40% kepemilikan Alibaba, sedangkan Ma mengambil alih operasi Yahoo! di China.Dari situ terbentuklah Alibaba Group. Perusahaan ini terdiri atas situs maya e-commerce global, Alibaba.com dan Taobao, search engine (Yahoo! China), pembayaran online (Alipay), dan bisnis perangkat lunak (Alisoft).
Bermula dari 19 personel di apartemen milik Ma,sekarang Alibaba Group sudah memiliki lebih dari 5.000 orang pegawai yang melayani jutaan pengguna jasa bisnis di seluruh dunia. Ma sangat bangga dengan jati dirinya sebagai seorang warga negara China dan berkembang besar di China.”Saya 100% besar di China.Saya belajar sendiri bahasa Inggris di China, dan saya tidak pernah belajar di luar China,” katanya. Mengenai belajar autodidak Bahasa Inggris, pengakuannya tidak main-main.
Ketika masih muda, dia rela bersepeda selama 45 menit setiap hari ke sebuah hotel tempat menginap para wisatawan asing. Hal itu dia lakukan demi melatih kemampuan bahasa Inggrisnya dengan wisatawan asing.Dalam menjalankan bisnis,referensi Ma tidak seperti pengusaha kebanyakan. Ma tetap berpegang pada identitas dirinya sebagai orang China. Dia banyak terinspirasi penulis novel persilatan serta pahlawan kuno China,Jin Yong. ”Buku Jin Yong mengajarkan saya bahwa apa pun yang kita inginkan untuk menjadi orang hebat,atau perusahaan hebat,kita harus bekerja keras. Dan untuk menang,kita harus berpikir di luar kotak,” ujarnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar